JAKARTA
– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Oktober 2012
mencapai 17,21 miliar dolar AS atau naik 12,16 persen dari nilai impor
bulan sebelumnya.Menurut data BPS yan dipublikasikan pada Senin, nilai
impor selama Oktober 2012 juga tercatat lebih tinggi 10,82 persen
dibandingkan dengan nilai impor pada kurun yang sama tahun lalu.
Nilai
impor nonmigas Oktober 2012 tercatat 13,38 miliar dolar AS atau 12,35
persen dari bulan sebelumnya dan naik 11,10 persen dibandingkan nilainya
pada periode yang sama tahun 2011.
Kenaikan nilai impor nonmigas terbesar selama bulan itu terjadi pada
golongan barang kapal terbang dan bagiannya, pupuk, serta barang dari
besi dan baja.
“Kenaikan impor terutama didorong pembelian pesawat, komponen dan
mekanik pesawat,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS,
Sasmita Hadi Wibowo. Menurut dia, selama Oktober 2012 Indonesia mengimpor delapan unit
pesawat dengan nilai 331,1 juta dolar AS, naik sektiar 234 persen
dibanding sekitar 99,1 juta dolar AS pada September 2012.
“Impor pesawat tersebut terealisasi pada Oktober 2012 oleh sejumlah
maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya, Wing Air
maupun Lion Air,” katanya. Sementara impor migas pada bulan Oktober tahun ini nilainya juga naik
11,48 persen dari bulan sebelumnya menjadi 3,84 miliar dolar AS. Secara kumulatif, nilai impor Indonesia sepanjang Januari-Oktober
2012 mencapai 159,18 miliar dolar AS, naik 9,35 persen dibanding periode
sama tahun 2011.
Khusus barang nonmigas, nilai impornya selama 10 bulan pertama tahun
2012 mencapai 34,79 miliar dolar aS, naik 3,53 persen dibanding periode
sama tahun lalu.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar ke Indonesia selama
Januari-Oktober 2012 masih China dengan nilai 23,92 miliar dolar AS dan
pangsa 19,23 persen. Jepang berada pada posisi pemasok barang terbesar kedua dengan nilai
19,33 miliar dolar AS dan pangsa 15,54 persen dan Amerika Serikat ada di
posisi ketiga dengan nilai 9,65 miliar dolar AS dan pangsa 7,76 persen.
Sedangkan pangsa impor nonmigas dari negara-negara ASEAN tercatat mencapai 21,35 persen dan Uni Eropa sebanyak 9,21 persen.
Sumber : Antara News
Sumber : Antara News
0 comments:
Post a Comment